Thursday, January 8, 2009

chop stick warning!

I got this e-mail yesterday from a friend, which really made me think twice before using a disposable chopstick. This article is in Indonesian:

Dalam suatu kampanye kesehatan di An Ning, Profesor Chew mengingatkan masyarakat untuk tidak menggunakan sumpit sekali pakai, mengingat sebagian besar sumpit sekali pakai dibuat dan diimpor dari China. Sebelum diproduksi, bahan dasarnya (kayu) telah tumbuh bersama kuman yang mengubah warna bahan (akibat jamur). Pada proses awalnya, bahan diberi cairan kimia untuk mengawetkannya. Setelah itu dicuci dengan pemutih (yang dipercaya ribuan kali di atas standar). Dan apa yang terjadi? Bahan-bahan kimia ini dapat menyebabkan kanker, karsinogen. Profesor Chew tidak lagi menggunakan sumpit sekali pakai sejak ia datang ke sebuah pabrik pembuatan sumpit sekali pakai saat 5 tahun yang lalu. Agar tidak lupa, ia membawa sumpit sendiri di tasnya yang bisa dipakai berulang-ulang. Untuk lebih jelasnya coba kita lihat bagaimana cara sumpit tersebut dibuat.

1. Dipotong dari pohon bambu


2. Diproduksi oleh industri rumah tangga (contoh gambar dari Vietnam Tengah)


3. Di “putihkan” dengan menggunakan sulfur dan hidrogen peroxida (tanpa disinfektan)


4. Proses pengeringan seadanya


5. Di kemas seadanya juga untuk di export ke luar negeri


6. Pengiriman ke luar negeri menggunakan kapal laut (terlalu mahal jika menggunakan pesawat) Dibutuhkan waktu yang cukup lama, contohnya 1 bulan dari Vietnam ke Taiwan . Sementara itu, sumpit yang dikemas dengan seadanya akan sangat besar sekali kemungkinan untuk terkontaminasi oleh kotoran/sarang tikus dan kecoa.


7. Proses pengemasan (tanpa disinfektan)
Contoh kasus, untuk setiap penerimaan kargo sumpit di taiwan , akan langsung di distribusikan ke industri rumahan yang akan mengerjakan pengemasannya, dan tanpa proses disinfektan (sterilisasi) akan langsung dikirim ke restoran-restoran sebagai titik akhir distribusi.

8. Dan langsung masuk ke mulut Anda


9. Tahukah Anda, bahwa ada ribuan bahkan jutaan monyet yang menetap di dalam sumpit ?


10. Sudah kelihatan belum monyet-monyet tersebut ?


11. Inilah wajah monyet-monyet tersebut. Semua sisa cairan (pemutih, sulfur, hidrogen peroxida, kotoran tikus, kotoran kecoa, telor kecoa, telor ulat dsb) akan terus menetap di lubang-lubang kecil tersebut sampai Anda menggunakannya. Pernahkan Anda mendengar kasus keluarnya ulat dari sumpit saat digunakan di mangkok kuah yang panas ?


Sebuah percobaan yang dilakukan oleh para ahli kesehatan
  1. Rendamlah sumpit bambu ini ke dalam air selama 1 minggu, airnya akan menjadi BAU.
  2. Kacang polong yang ditanam dengan air rendaman ini akan tumbuh lebih lambat, dan berhenti tumbuh ketika mencapai 5-6 cm dan kemudian mati.
  3. Asap pembakaran dari sumpit ini akan bersifat asam.

No comments: